Selasa, 14 Desember 2010

" NASIB GURU HONOR "

Sampai sekarang Indonesia masih kekurangan guru, terutama di daerah terpencil dan perbatasan, mungkin sekarang jumlah guru honor dengan yang PNS sudah sama banyaknya, kita sering mendengar di media cetak maupun elektronik mengatakan bahwa kita kekurangan guru, apakah itu semuanya benar ? saya rasa belum tentu, karena sampai sekarang guru - guru honor terutama di daerah perbatasan seperti di Entikong jumlahnya sangat banyak sekali, mengapa untuk memberikan tunjangan kepada guru honor pemerintah mampu, tapi kenapa untuk mengangkat guru honor menjadi PNS tidak mampu, kalau di pikir tunjangan untuk guru honor selama 1 tahun mencapai puluhan juta per orang, kalau di hitung - hitung tunjangan tersebut dapat digunakan untuk membayar gaji guru setiap bulannya jika dia menjadi PNS.Kalau kita bayangkan setiap bulannya gaji yang diterima oleh guru honor hanya sebesar RP. 300.000,-. Cukup untuk apa uang sebesar itu pada jaman sekarang, jika dibandingkan dengan apa yang telah mereka lakukan demi untuk mencerdaskan anak - anak bangsa ? berat memang, tapi itu sudah menjadi profesi dan merupakan tanggungjawab moral yang harus diemban. Setiap tahun pemerintah membuka lowongan untuk menjadi CPNS di setiap Provinsi, tetapi formasi yang diperlukan selalu dibawah harapan, kadang - kadang sebelum mendaftar sudah harus mundur teratur, terpaksa menunggu 1 tahun lagi, tetapi setiap tahunnya selalu sama seperti itu, akhirnya umur pun sudah melewati batas yang telah di tentukan, dan terpaksa menunggu Data Base, itu pun untung - untungan kalau bisa masuk, tidak dapat masuk data base akhirnya menjadi guru honor seumur hidup.......dengan gaji yang sangat kekurangan.Semoga untuk kedepannya ada perhatian dari pemerintah terhadap guru - guru honor, bukan hanya memikirkan tunjangannya saja tapi memikirkan masa depannya. 

Sabtu, 11 Desember 2010

Generasi Muda Perbatasan

Entikong .......? Siapa yang tidak mengenal Entikong ? Baiklah jika ada yang belum kenal dengan Entikong, akan saya jabarkan secara singkat tentang Entikong. Jika akan di sebut Kota Entikong, sepertinya masih belum pantas karena sarana dan prasarananya masih jauh tertinggal dari daerah perkotaan. Entikong adalah sebuah Kecamatan yang berbatasan darat langsung dengan Negara tetangga Malaysia, tepatnya daerah Tebedu. Pada jaman dahulu masyarakat di daerah perbatasan selalu keluar masuk ke Malaysia dengan menggunakan jalan tikus, sekadar untuk mencari nafkah ke Negeri seberang. Setelah dibangunnya gerbang perbatasan masyarakat sudah mulai menggunakan Pas Lintas Batas (PLB) atau Pasport utnuk keluar masuk. Sehingga sekarang penduduk yang tinggal di Entikong boleh dikatakan Multietnis, berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia semuanya ada yang tinggal/menetap di Entikong, baik hanya sekadar menumpang ataupun sudah menjadi penduduk tetap. Tetapi hal itu terkadang menciptakan suatu kecemburuan sosial bagi penduduk asli, karena dulunya masyarakat di Entikong/perbatasan  mengantungkan hidup dengan bekerja di Perbatasan, baik sebagai buruh pikul maupun pekerjaan lainnya, tetapi sekarang dengan semakin terkenalnya nama Entikong sehingga berbondong - bondong masyarakat dari luar datang untuk mencari nafkah di Entikong, pada prinsipnya itu tidaklah salah, karena kita bebas untuk tinggal dimana saja di wilayah NKRI, tetapi masyarakat pendatang terkadang tidak memperhatikan / menghargai penduduk asli. Sampai sekarang peluang / lapangan kerja untuk penduduk asli sangat minim sekali, kadang - kadang lowongan pekerjaan di kantor / Instansi pemerintah semuanya di dominasi orang dari luar yang mengatasnamakan penduduk asli. Semoga hal semacam itu tidak terus berlanjut, karena kita takut itu akan menjadi bom waktu.